Kamis, 09 April 2020

Kapan dan Bagaimanakah Pandemi COVID-19 ini Akan Berakhir?


Kami berbicara dengan seorang ahli virus asal Belgia, Guido Vanham (mantan kepala virologi di Institute for Tropical Medicine di Antwerp, Belgia) dan bertanya kepadanya:

Kapan dan bagaimanakah pandemi COVID-19 ini akan berakhir?


Pandemi ini mungkin tidak akan pernah berakhir. Virus akan tetap ada dan hidup, kecuali jika kita bisa memberantasnya. Jalan satu-satunya untuk memberantas virus tersebut, adalah dengan menggunakan vaksin yang diberikan kepada setiap orang. Contohnya vaksin campak, itupun penemuannya membutuhkan waktu beberapa tahun.
Jadi, kemungkinan besar virus ini akan tetap ada. Itu adalah sifat yang dimiliki oleh keluarga dari virus yang kita kenal dengan virus corona. Tapi apakah ia akan berperilaku seperti virus-virus lain?
Virus corona ini mungkin akan muncul kembali secara musiman, lebih banyak di musim gugur, semi, dan musim dingin. Namun, jumlahnya akan menjadi lebih sedikit di awal musim panas. Kita akan melihat seberapa besar pengaruh musim terhadap virus tersebut.
Beberapa hal yang terjadi dalam pandemi ini dan tentu saja di negara-negara yang terpengaruh, seperti Italia dan Spanyol, akan ada yang namanya titik jenuh, karena berdasarkan pada prediksi, hampir 40% penduduk di Spanyol dan 26% penduduk di Italia telah terinfeksi. Dan ketika akan mencapai 50% atau lebih, meski tanpa melakukan apapun, virus akan menginfeksi orang lebih sedikit, pandemi akan turun secara alami. Dan hal tersebut berlaku di semua pandemi sebelumnya yang pernah terjadi, ketika kita tidak punya tratment apapun. Tingkat infeksi dan jumlah mereka yang rentan akan menentukan kapan itu terjadi.


Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi? 

Apa yang kita sudah tahu, dan apa yang kita belum tahu?


Hal pertama yang mungkin sudah kita ketahui bersama adalah virus corona yang sangat menular, mungkin hal tersebut semua orang di dunia telah mengetahuinya. Tapi apa yang kita belum tahu, adalah “dosis” virus tersebut dapat menginfeksi, seberapa banyak virus yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah infeksi, dan itu sangat sulit diketahui kecuali jika kita melakukan eksperimen. 
Ada konsensus umum, bahwa pandemi ini akan berakhir melalui herd immunity. Dimana ketika populasi memiliki kekebalan terhadap virus yang kehabisan orang untuk diinfeksi. Herd immunity dapat datang melalui dua cara: 1. Ketika virus menyebar pada bagian yang besar seperti populasi, yang menyebabkan sakit serta kematian, 2. Dengan sebuah vaksin. Puluhan tim dari seluruh dunia tengah membuat vaksin virus ini, yang akan segera tersedia paling cepat dalam 18 bulan. Adapun pada situasi saat ini herd immunity akan tercapai oleh tersebarnya virus dalam populasi. Para ahli belum mengetahui secara pasti apakah individu akan menjadi kebal setelah terinfeksi.
Selanjutnya kita tahu bahwa tubuh manusia membentuk antibodi, ini telah dibuktikan dengan jelas di China, tapi kita tidak tau betul seberapa protektif antibodi ini.
Dalam sebuah studi pada penyembuhan pasien COVID-19 di China, 15% dari 262 pasien yang dites, mereka positif kembali setelah mereka sembuh, tapi itu mungkin hasil positif dari sisa viral RNA, dari infeksi pertama.
Belum ada bukti yang meyakinkan bahwa orang yang telah sembuh dari COVID-19 ini sakit lagi setelah beberapa hari atau minggu, jadi sangat mungkin antibodi ini hanya melindungi sementara. Tapi, seberapa lama perlindungan itu akan berlangsung - apakah berbulan-bulan, atau bertahun-tahun? Para ahli epidemiologi akan bergantung pada hal tersebut - pada tingkat seberapa protektif kekeba yang anda dapatkan setelah gelombang infeksi ini, yang tidak dapat kita hentikan. 
Penelitian pada para korban wabah SARS, virus corona dengan tipe lain, menemukan bahwa antibodi bertahan sampai dengan 3 tahun, tetapi kekebalan masing-masing individu dapat berbeda. 
Kita dapat meminimalisirnya, kita bisa meratakan kurva (memperlambat penyebaran virus), tetapi kita tidak bisa benar-benar menghentikannya karena suatu saat nanti kita akan keluar dari rumah lagi, untuk pergi bekerja, sekolah, dll. Walaupun tidak ada yang tahu kapan hal tersebut terjadi.

Hal kedua yang belum terselesaikan adalah pertanyaan mengenai determinan individu yang rentan terhadap COVID-19. Ya, salah satunya adalah umur, tapi tidak terlalu mengejutkan. Sistem imun manusia akan melemah seiring umur yang kian menua. Tapi kemudian ada konsep komorbiditas, yang berarti bahwa beberapa orang, bahkan orang yang lebih muda, jatuh sakit karena mereka memiliki penyakit lain.
Sangat logis bahwa ketika anda memiliki penyakit kanker atau diabetes, anda lebih rentan terkena penyakit ini. Tapi, apa yang luar biasa ? Apa yang kita benar-benar tidak mengerti adalah orang dengan hipertensi juga rentan terkena penyakit ini. Hal tersebut merupakan satu pertanyaan yang juga belum terselesaikan.
Dan hal yang sangat menarik adalah bagaimana orang terinfeksi tetapi tidak menimbulkan gejala. Kita akan mengetahuinya dalam beberapa bulan mendatang. Pertanyaan tersebut sudah di tangani oleh China. Kemudian anda dapat kembali melakukan tes antibodi, karena tampaknya semua orang yang telah terinfeksi akan memiliki antibodi, untuk sementara.
Beberapa orang yang merasa dirinya memiliki antibodi yang kuat, dan belum datang ke pusat pelayanan medis, mengklaim bahwa dirinya merasa sehat sepanjang waktu. Bagaimana karakteristik orang-orang ini dibandingkan mereka yang pergi ke pusat pelayanan medis? Ini adalah pertanyaan yang menarik. Sebuah penelitian di China, baru–baru ini menunjukkan bahwa golongan darah anda bisa menjadi penting. Ini merupakan data yang sangat awal, tetapi dalam satu tahun kedepan atau beberapa tahun berikutnya akan lebih banyak data tersedia.



Sumber : World Economic Forum, 6 April 2020

Allah Tahu Kapan Waktu Paling Tepat Untuk Do’amu Diijabah

(Disclaimer : Murni pengalaman pribadi, dan semoga bisa menginspirasi) Masa pandemik COVID-19 menjadikan kita semua harus dapat beradap...